blog how to, blog trick, blog tips, tutorial blog, blog hack

Pages

Gayus Akhirnya Mengaku Berangkat ke Bali

Jakarta (ANTARA) - Terdakwa dugaan mafia pajak Gayus HP Tambunan akhirnya mengaku dirinya berangkat ke Bali untuk menyaksikan secara pertandingan tenis di Nusa Dua, Bali dengan meninggalkan tempat tahanannya di Rumah Tahanan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok. "Yang di Bali itu betul saya," kata Gayus seusai menjalani persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Senin. Sebelumnya, polisi menyatakan Gayus ke luar Rutan Brimob pada Jumat (5/11) untuk izin berobat tapi tidak kembali hingga malam belum. Menurut dua anggota yang mengawal, Gayus sempat pulang ke rumahnya di Kelapa Gading. Kemudian beredar foto Gayus tengah menyaksikan pertandingan tenis di Bali itu. Gayus pernah membantah keberadaan dirinya di Bali. Belakangan, dia menyatakan sangat menyesal ke luar dari Rutan Mako Brimob Kelapa Dua. "Tidak ada suap. Saya sangat menyesal," katanya. Hal senada diungkapkan pula oleh Gayus dalam persidangan yang dipimpin oleh Albertina Ho, bahwa dirinya ke luar dari tahanan tidak ada sedikitpun niat macam-macam atau melarikan diri. "Karena yang ada di pikiran saya hanya `refreshing`. Saya stres. Saya sangat menyesal," katanya. Kemudian majelis hakim menyatakan, Gayus tidak bolah mengulangi perbuatannya itu. Sementara itu, Penyidik Badan Reserse Kriminal Mabes Polri menerbitkan Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) dugaan suap yang dilakukan tersangka Gayus Halomoan Tambunan agar bisa keluar Rumah Tahanan (Rutan) Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. "Hari ini SPDP dikirimkan ke kejaksaan," kata Kepala Bareskrim Mabes Polri Komisaris Jenderal Polisi Ito Sumardi di Jakarta, Senin.

Apakah Tuhan Itu Ada ?

Senin, 24 Mei 2010
Alkisah, ada seorang Ulama' yang berteman seorang Atheis. Keduanya berteman sudah cukup lama dan sangat akrab, meski dalam setiap keduanya bertemu hampir bisa dipastikan terjadi polemik antara mereka. Apa gerangan yang mereka perdebatkan ? Ternyata keduanya berdebat dan membenturkan argumentasi soal keberadaan Tuhan. Benarkah Tuhan itu memang benar ada ? Ataukah hanya sesuatu yang maya dan bersifat imajinatif belaka ?
Si ulama' sangat meyakini bahwa Tuhan itu ada. Sebaliknya, si Atheis justru sangat yakin bahwa Tuhan tak pernah ada, hanya diada-adakan oleh orang yang selalu melihat kapabilitas dirinya, rekaan orang yang tak mampu mengahadapi realitas hidup, yang karenanya lantas melarikan diri dari kenyataan, membawa diri dalam alam imajinatif, alam rekaan yang pada substansinya tak pernah ada.
Bila si Ulama' yakin sungguh bahwa alam semesta ini ada dan eksis karena memang ada yang menciptakannya, yakni Tuhan, maka sebaliknya si Atheis menolak habis-habisan dan "ngeyel" bahwa alam ini, termasuk dirinya, adalah ada dengan sendirinya, terwujud sebagaimana mestinya, dan bukan dicipta oleh siapa-siapa.
Dari hari ke hari perdebatan dan adu ergumen terus berlanjut, dan tak ada tanda-tanda menemukan titik temu. Sampai keduanya pada merasa jenuh untuk terus melakukan perdebatan.
Ditengah kejenuhan itu, si Atheis berkata : "Aku akan percaya bahwa Tuhan itu memang ada, hanya bila engkau dapat memberikan alasan dan bukti yang bisa diterima oleh akalku."
"Baiklah", si Ulama' menjawab, "kita ketemu lagi besok di tempat ini, dalam waktu yang sama seperti saat ini. Aku akan memberi bukti bahwa Tuhan itu memang benar-benar ada."
Pada akhirnya kedua orang itu pun berpisah, dan berjanji untuk ketemu lagi. Esok harinya, di tempat dan waktu yang sama, sang Atheis telah datang lebih awal. Namun, setelah ia menunggu dan menunggu sekian jam lamanya, sang Ulama' tak kunjung muncul. Ia mulai mangkel, dongkol, dan gregetan. Ia curiga bahwa sang Ulama' tak bisa mendapatkan bukti untuk mendukung argumentasinya, yang karenanya tidak berani menampakkan batang hidungnya, sampai kemudian ketika ia akan beranjak pergi, tiba-tiba saat itu juga sang Ulama' muncul.
"Tunggu dulu, Sobat. Jangan keburu pergi." Seru sang Ulama."
Demi mendengar seruan itu, si Atheis menghentikan langkahnya, dan dengan kesal berkata, "Kenapa engkau begitu lama ? Bukankah kita telah berjanji untuk berjumpa dalam tempat dan waktu yang sama ?"
"Maafkan saya, Sobat," jawab sang Ulama' . "Saya terlambat datang karena tadi di tengah perjalanan kesini saya melihat keanehan yang sungguh sangat luar biasa dan menakjubkan."
Mendengar jawaban serius itu, kekesalan si Atheis langsung sirna, digantikan dengan rasa peanasaran yang amat. "Keanehan apa ? Apa yang terjadi ?"
"Begini, Sobat," kata si Ulama', ketika dalam perjalanan menuju kesini tadi, saya melihat ada sebuah pohon yang tiba-tiba roboh sendiri."
"Lalu ?" potong si Atheis penasaran.
"Lalu pohon itu tiba-tiba terbelah sendiri, dan secara otomatis menjadi potongan- potongan kayu papan."
"Kemudian ?" desak si Atheis tak sabar.
"Kemudian papan-papan itu tersusun sendiri, menjadi almari, dipan, meja dan kursi."
Mendengar cerita si Ulama' itu, si Atheis tersenyum kecut, sambil bergumam, "Ah, engkau ngaco, Sobat. Mana mungkin ada sebuah pohon roboh tanpa sebab ? Mana mungkin ada sebuah pohon terpotong-potong sendiri menjadi papan tanpa ada yang menggergajinya ? Mana mungkin pula ada papan kayu menjadi alamari, dipan, meja dan kursi dengan sendirinya ? Sudah pasti semua itu ada yang menyusun, merakit dan membuat semua itu."
Mendengar sanggahan beruntun dari si Atheis, sang Ulama' tersenyum, lalu berkata, "Kenapa tidak mungkin, Sobat, jika bagimu adalah mungkin bahwa alam semesta dan segala isinya ini ada dengan sendirinya. Bila itu semua tidak mungkin, lalu mungkinkah alam semesta dan segala isinya ini ada dengan sendirinya ? persis seperti yang engkau katakan. Alam semesta ini ada tentu ada yang mambuatnya, dan dialah Yang Awal dari segala yang awal, Dialah Tuhan"
Demi mendengar ucapan itu, si Atheis terperanjat, rasioanya membenarkan argument dan bukti si Ulama'. Jika sebuah pohon saja tidak mungkin menjadi meja dan kursi dengan sendirinya, tanpa ada campur tangan manusia, lalu bagaimana dengan alam semesta yang jauh lebih besar lagi.

Wallahu a'lam...
Read Full 2 komentar

Wejangan Syekh Abdul Qodir Jailany

Ketika kamu bertemu orang yang lebih tua , pandanglah bahwa dia lebih baik dari kamu karena dia lebih banyak bertasbih & berdzikir kepada Allah..

Ketika kamu memandang orang yang lebih muda , pandanglah bahwa dia lebih baik dari kamu karena maksiatnya lebih sedikit daripada kamu..

Ketika berjumpa dengan orang yang berilmu , pandanglah bahwa dia lebih baik dari kamu karena ketika dia beribadah senantiasa dengan ilmunya , amal yang disertai dengan ilmu lebih mudah diterima disisi Allah , sedangkan beramal tanpa ilmu sulit diterima..

Ketika bertemu dengan orang yang bodoh , pandanglah bahwa dia lebih baik dari kamu karena jika dia melakukan dosa , hal itu karena dia tidak mengerti , dosa yang dilakukan tanpa mengerti itu mudah diampuni Allah , namun jika kita melakukan dosa disertai dengan ilmu itu berarti niat melanggar..

Ketika bertemu dengan orang kaya , pandanglah dia lebih baik dari kamu karena shodaqoh & zakatnya lebih banyak..

Ketika kamu bertemu dengan orang fakir miskin , pandanglah bahwa dia lebih baik dari kamu karena dia lebih banyak susahnya , lebih banyak memerangi hawa nafsunya dan sabar karena sesungguhnya orang fakir miskin yang sabar itu lebih baik daripada orang kaya yang banyak syukurnya..

Ketika kamu bertemu dengan anjing , pandanglah bahwa anjing tersebut lebih baik dari kamu karena ketika anjing mati tidak ditanya apa-apa , makhluk Allah yang tidak ditanya lebih baik daripada yang ditanya..

Bahkan ketika kamu bertemu dengan orang kafir , pandanglah bahwa dia lebih baik dari kamu karena ketika dia akan mati mungkin membaca syahadat , dimana hal itu menjadikan semua dosa-dosanya diampuni , sedangkan kamu tidak tau apakah nanti mati dengan membawa iman atau tidak..?
Read Full 0 komentar

Bila Al-Qur'an Bisa Bicara

Minggu, 23 Mei 2010
Waktu engkau masih kanak-kanak, kau laksana kawan sejatiku
Dengan wudu' aku kau sentuh dalam keadaan suci
Aku kau pegang, kau junjung dan kau pelajari
Aku engkau baca dengan suara lirih ataupun keras setiap hari
Setelah usai engkaupun selalu menciumku mesra

Sekarang engkau telah dewasa...
Nampaknya kau sudah tak berminat lagi padaku...
Apakah aku bacaan usang yang tinggal sejarah...
Menurutmu barangkali aku bacaan yang tidak menambah pengetahuanmu
Atau menurutmu aku hanya untuk anak kecil yang belajar mengaji saja?

Sekarang aku engkau simpan rapi sekali hingga kadang engkau lupa dimana menyimpannya
Aku sudah engkau anggap hanya sebagai perhiasan rumahmu
Kadangkala aku dijadikan mas kawin agar engkau dianggap bertaqwa
Atau aku kau buat penangkal untuk menakuti hantu dan syetan
Kini aku lebih banyak tersingkir, dibiarkan dalam kesendirian dalam kesepian
Di atas lemari, di dalam laci, aku engkau pendamkan.

Dulu...pagi-pagi...surah-surah yang ada padaku engkau baca beberapa halaman
Sore harinya aku kau baca beramai-ramai bersama temanmu di surau.....

Sekarang... pagi-pagi sambil minum kopi...engkau baca Koran pagi atau nonton berita TV
Waktu senggang..engkau sempatkan membaca buku karangan manusia
Sedangkan aku yang berisi ayat-ayat yang datang dari Allah Yang Maha Perkasa.
Engkau campakkan, engkau abaikan dan engkau lupakan...

Waktu berangkat kerjapun kadang engkau lupa baca pembuka surahku (Basmalah)
Diperjalanan engkau lebih asyik menikmati musik duniawi
Tidak ada kaset yang berisi ayat Alloh yang terdapat padaku di laci mobilmu
Sepanjang perjalanan radiomu selalu tertuju ke stasiun radio favoritmu
Aku tahu kalau itu bukan Stasiun Radio yang senantiasa melantunkan ayatku

Di meja kerjamu tidak ada aku untuk kau baca sebelum kau mulai kerja
Di Komputermu pun kau putar musik favoritmu
Jarang sekali engkau putar ayat-ayatku melantun
E-mail temanmu yang ada ayat-ayatkupun kadang kau abaikan
Engkau terlalu sibuk dengan urusan duniamu

Benarlah dugaanku bahwa engkau kini sudah benar-benar melupakanku
Bila malam tiba engkau tahan nongkrong berjam-jam di depan TV
Menonton pertandingan Liga Italia , musik atau Film dan Sinetron laga
Di depan komputer berjam-jam engkau betah duduk
Hanya sekedar membaca berita murahan dan gambar sampah

Waktupun cepat berlalu...aku menjadi semakin kusam dalam lemari
Mengumpul debu dilapisi abu dan mungkin dimakan kutu
Seingatku hanya awal Ramadhan engkau membacaku kembali
Itupun hanya beberapa lembar dariku
Dengan suara dan lafadz yang tidak semerdu dulu
Engkaupun kini terbata-bata dan kurang lancar lagi setiap membacaku.

Apakah Koran, TV, radio , komputer, dapat memberimu pertolongan ? Bila
engkau di kubur sendirian menunggu sampai kiamat tiba Engkau akan
diperiksa oleh para malaikat suruhanNya
Hanya dengan ayat-ayat Allah yang ada padaku engkau dapat selamat melaluinya.

Sekarang engkau begitu enteng membuang waktumu...
Setiap saat berlalu...kuranglah jatah umurmu...
Dan akhirnya kubur sentiasa menunggu kedatanganmu..
Engkau bisa kembali kepada Tuhanmu sewaktu-waktu
Apabila malaikat maut mengetuk pintu rumahmu.

Bila aku engkau baca selalu dan engkau hayati...
Di kuburmu nanti....
Aku akan datang sebagai pemuda gagah nan tampan
Yang akan membantu engkau membela diri
Bukan koran yang engkau baca yang akan membantumu Dari perjalanan di alam akhirat
Tapi Akulah "Qur'an" kitab sucimu
Yang senantiasa setia menemani dan melindungimu

Peganglah aku lagi . .. bacalah kembali aku setiap hari
Karena ayat-ayat yang ada padaku adalah ayat suci
Yang berasal dari Alloh, Tuhan Yang Maha Mengetahui
Yang disampaikan oleh Jibril kepada Muhammad Rasulullah.

Keluarkanlah segera aku dari lemari atau lacimu...
Jangan lupa bawa kaset yang ada ayatku dalam laci mobilmu
Letakkan aku selalu di depan meja kerjamu
Agar engkau senantiasa mengingat Tuhanmu

Sentuhilah aku kembali...
Baca dan pelajari lagi aku....
Setiap datangnya pagi dan sore hari
Seperti dulu....dulu sekali...
Waktu engkau masih kecil , lugu dan polos...
Di surau kecil kampungmu yang damai
Jangan aku engkau biarkan sendiri....
Dalam bisu dan sepi....

Mahabenar Allah, yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana
Read Full 0 komentar

THINKING (FIKIRAN)

2juta informasi masuk ke otak kita perdetiknya.

Akal kita mampu berfikir 60.000 fikiran setiap harinya, baik yg positif maupun negatif.

Setiap doa yg kita ucapkan bersumber dari fikiran, berarti setiap fikiran merupakan DOA.

Setiap DOA pasti dikabulkan oleh Allah, baik yang positif maupun yang negatif (Ud'uni astajib lakum).

Hidup kita yang sekarang kita jalani, ternyata hasil proyeksi dari akal fikran kita sendiri.

Jadi berhati2lah mengolah fikiran kita, hiasilah selalu fikiran kita dgn positif thinking, karena setiap fikiran kita merupakan DOA, yg pasti akan dikabulkan oleh Allah, maka senantiasalah berfikir positif agar POSITIVE hidup kita, yg merupakan hasil proyeksi dari akal kita.

JAUHKAN SU'UDZON (BURUK SANGKA)

Baik pada orang lain, pada diri sendiri, maupun pada Allah, sehingga kehidupan nyata kitapun jauh dari KEBURUKAN.

CARA MENGHILANGKAN SU'UDZON :
Paksakan diri untuk berhusnudzon (berbaik sangka) sampai 72x
jadi misalnya : saat kita mengundang orang lain disuatu pesta & org tsb tidak datang, paksakan diri kita untuk mencari kesimpulan brupa kata "MUNGKIN" dgn baik, misalnya : mungkin dia ada halangan, mungkin dia ada acara lain, mungkin dia lupa & mungkin2 lainnya sampai 72 x, baru ke 73X nya kita boleh berfikir negatif.... kenapa? karena saat kita mencari kata "MUNGKIN" ke lebih 30x otak kita sudah terlanjur lelah sehingga tdk ada kesempatan utk berfikir negatif lagi.

Sebisa mungkin kurangi asupan persepsi negatif (baik yg bersumber dari TV, majalah, radio, apalagi yg mengandung gosip, gibah & lainnya) karena dgn semakin dikit info buruk yg masuk ke otak kita, makin sedikit kita berfikir negatif.

Hiasi fikiran kita dengan Nama2 baik Allah/Asmaul husnah, sehingga hasil proyeksi hidup kitapun InsyaAllah menjadi baik.

Nikmati sholatmu & Dzikirmu, ajaklah hati, jiwa & fikiranmu saat melakukan sholat & zikir, karena doa kita yg berada dlm fikiran kitapun akan diaminkan para malaikat.

Ubah cara bertanya pada diri, jgn katakan Why (kenapa) tapi ubahlah menjadi How (bagaimana). karena kata2 Why, mengandung makna penyesalan, putus asa & cenderung menyalahkan orang lain. sedangkan kata How, mengandung pemikiran yg menantang, kreatif (thinking out of the box) misalnya :
kita sering bertanya kenapa saya miskin? kenapa saya yg dikasih musibah ini? kenapa bukan saya yg berhasil? tapi cobalah kita ubah pertanyaan tsb menjadi.... Bagaimana caranya supaya saya tdk miskin? bagaimana agar saya tdk dikasih cobaaan berat ini? bagaimana saya bisa berhasil? apa yg harus saya lakukan? Jadi ubahlah cara bertanya pada diri kita sendiri.

Melatih Kata- Kata. sering kali otak kita, salah menerjemahkan kata2 kita, sering kali otak men "delet" sebagian kata2 yg kita ucapkan. misalnya : kita disuruh "Jangan tengok kebelakang" apa yg ada dipikiran kita? memang kita tdk nengok kebelakang, namun tak dipungkiri, otak kita berreaksi sebaliknya & kembali bertanya? ada apa dibelakang? kenapa saya tdk boleh tengok kebelakang, sehingga "hasrat keinginan kita justru menjadi ingin menengok kebelakang. karena otak berusaha mendelet kata2 "jangan", sehingga menjadi "tengok kebelakang" tdk jarang sebagain besar manusia, malah memilih "menengok kebelakang" dari pada "Jangan tengok kebelakang". betapa bahayanya "Fikiran" tersebut, jika kita tak bisa mengelolahnya.

KEKUATAN KHUSNUDZON
bayangkan jika 60.000 fikiran kita perharinya seluruhnya Positive Thinking? Subhanwllah yg terjadi adalah "The Power Of Positif Thinking" yg dapat merubah hidup kita menjadi Wujud kehidupan nyata yg Positif (Bahagia, Senang, tenang, damai, tentram)

Magnet Low of Attaction (LOA) - "Fokus Kita" dapat menentukan arah hidup kita. Jadi usahakan agar kita selalu Fokus kepada kebaikan2 saja & usahakanlah untuk membayangkan dalam benak kita tentang hal2 yg baik2 saja & yakini sebagai kenyataan yang akan terwujud, karena tak ada yg tak mungkin bagi Allah (Kun fayakun)

"Harapan Anda" adalah daya pikat yg kuat, semakin besar harapan kita, semakin mudah tuk terwujud menjadi nyata, hanya tinggal kita"nya saja yg pandai2 memilihnya. Yg pasti Harapan Positif menarik Wujud Positif & Harapan Negatif akan menarik Wujud Negatif.

Dibawah ini adalah Rujukan Ilahi tentang "Fikiran"
Ana ‘inda dzanni ‘abdi bi (AKU terserah pada suara hati hamba-KU terhadap-KU). (hadist Qudsi HR Bukhori Muslim)

...dan jika kamu menuruti kebanyakan orang2 yg dimuka bumi ini, niscahya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti "PERSANGKAAN" belaka & mereka tdk lain hanyalah berdusta terhadap Allah (Qs 6 :116)

Sesungguhnya sebagian dari PRASANGKA itu dosa (QS 49 : 12)
Read Full 0 komentar

Sejarah Islam Masuk Indonesia

Jumat, 21 Mei 2010
Pada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke Cina untuk memperkenalkan Daulah Islam yang belum lama berdiri. Dalam perjalanan yang memakan waktu empat tahun ini, para utusan Utsman ternyata sempat singgah di Kepulauan Nusantara. Beberapa tahun kemudian, tepatnya tahun 674 M, Dinasti Umayyah telah mendirikan pangkalan dagang di pantai barat Sumatera. Inilah perkenalan pertama penduduk Indonesia dengan Islam. Sejak itu para pelaut dan pedagang Muslim terus berdatangan, abad demi abad. Mereka membeli hasil bumi dari negeri nan hijau ini sambil berdakwah.



Lambat laun penduduk pribumi mulai memeluk Islam meskipun belum secara besar-besaran. Aceh, daerah paling barat dari Kepulauan Nusantara, adalah yang pertama sekali menerima agama Islam. Bahkan di Acehlah kerajaan Islam pertama di Indonesia berdiri, yakni Pasai. Berita dari Marcopolo menyebutkan bahwa pada saat persinggahannya di Pasai tahun 692 H / 1292 M, telah banyak orang Arab yang menyebarkan Islam. Begitu pula berita dari Ibnu Battuthah, pengembara Muslim dari Maghribi., yang ketika singgah di Aceh tahun 746 H / 1345 M menuliskan bahwa di Aceh telah tersebar mazhab Syafi'i. Adapun peninggalan tertua dari kaum Muslimin yang ditemukan di Indonesia terdapat di Gresik, Jawa Timur. Berupa komplek makam Islam, yang salah satu diantaranya adalah makam seorang Muslimah bernama Fathimah binti Maimun. Pada makamnya tertulis angka tahun 475 H / 1082 M, yaitu pada jaman Kerajaan Singasari. Diperkirakan makam-makam ini bukan dari penduduk asli, melainkan makam para pedagang Arab.

Sampai dengan abad ke-8 H / 14 M, belum ada pengislaman penduduk pribumi Nusantara secara besar-besaran. Baru pada abad ke-9 H / 14 M, penduduk pribumi memeluk Islam secara massal. Para pakar sejarah berpendapat bahwa masuk Islamnya penduduk Nusantara secara besar-besaran pada abad tersebut disebabkan saat itu kaum Muslimin sudah memiliki kekuatan politik yang berarti. Yaitu ditandai dengan berdirinya beberapa kerajaan bercorak Islam seperti Kerajaan Aceh Darussalam, Malaka, Demak, Cirebon, serta Ternate. Para penguasa kerajaan-kerajaan ini berdarah campuran, keturunan raja-raja pribumi pra Islam dan para pendatang Arab. Pesatnya Islamisasi pada abad ke-14 dan 15 M antara lain juga disebabkan oleh surutnya kekuatan dan pengaruh kerajaan-kerajaan Hindu / Budha di Nusantara seperti Majapahit, Sriwijaya dan Sunda. Thomas Arnold dalam The Preaching of Islam mengatakan bahwa kedatangan Islam bukanlah sebagai penakluk seperti halnya bangsa Portugis dan Spanyol. Islam datang ke Asia Tenggara dengan jalan damai, tidak dengan pedang, tidak dengan merebut kekuasaan politik. Islam masuk ke Nusantara dengan cara yang benar-benar menunjukkannya sebagai rahmatan lil'alamin.

Dengan masuk Islamnya penduduk pribumi Nusantara dan terbentuknya pemerintahan-pemerintahan Islam di berbagai daerah kepulauan ini, perdagangan dengan kaum Muslimin dari pusat dunia Islam menjadi semakin erat. Orang Arab yang bermigrasi ke Nusantara juga semakin banyak. Yang terbesar diantaranya adalah berasal dari Hadramaut, Yaman. Dalam Tarikh Hadramaut, migrasi ini bahkan dikatakan sebagai yang terbesar sepanjang sejarah Hadramaut. Namun setelah bangsa-bangsa Eropa Nasrani berdatangan dan dengan rakusnya menguasai daerah-demi daerah di Nusantara, hubungan dengan pusat dunia Islam seakan terputus. Terutama di abad ke 17 dan 18 Masehi. Penyebabnya, selain karena kaum Muslimin Nusantara disibukkan oleh perlawanan menentang penjajahan, juga karena berbagai peraturan yang diciptakan oleh kaum kolonialis. Setiap kali para penjajah - terutama Belanda - menundukkan kerajaan Islam di Nusantara, mereka pasti menyodorkan perjanjian yang isinya melarang kerajaan tersebut berhubungan dagang dengan dunia luar kecuali melalui mereka. Maka terputuslah hubungan ummat Islam Nusantara dengan ummat Islam dari bangsa-bangsa lain yang telah terjalin beratus-ratus tahun. Keinginan kaum kolonialis untuk menjauhkan ummat Islam Nusantara dengan akarnya, juga terlihat dari kebijakan mereka yang mempersulit pembauran antara orang Arab dengan pribumi.

Semenjak awal datangnya bangsa Eropa pada akhir abad ke-15 Masehi ke kepulauan subur makmur ini, memang sudah terlihat sifat rakus mereka untuk menguasai. Apalagi mereka mendapati kenyataan bahwa penduduk kepulauan ini telah memeluk Islam, agama seteru mereka, sehingga semangat Perang Salib pun selalu dibawa-bawa setiap kali mereka menundukkan suatu daerah. Dalam memerangi Islam mereka bekerja sama dengan kerajaan-kerajaan pribumi yang masih menganut Hindu / Budha. Satu contoh, untuk memutuskan jalur pelayaran kaum Muslimin, maka setelah menguasai Malaka pada tahun 1511, Portugis menjalin kerjasama dengan Kerajaan Sunda Pajajaran untuk membangun sebuah pangkalan di Sunda Kelapa. Namun maksud Portugis ini gagal total setelah pasukan gabungan Islam dari sepanjang pesisir utara Pulau Jawa bahu membahu menggempur mereka pada tahun 1527 M. Pertempuran besar yang bersejarah ini dipimpin oleh seorang putra Aceh berdarah Arab Gujarat, yaitu Fadhilah Khan Al-Pasai, yang lebih terkenal dengan gelarnya, Fathahillah. Sebelum menjadi orang penting di tiga kerajaan Islam Jawa, yakni Demak, Cirebon dan Banten, Fathahillah sempat berguru di Makkah. Bahkan ikut mempertahankan Makkah dari serbuan Turki Utsmani.

Kedatangan kaum kolonialis di satu sisi telah membangkitkan semangat jihad kaum muslimin Nusantara, namun di sisi lain membuat pendalaman akidah Islam tidak merata. Hanya kalangan pesantren (madrasah) saja yang mendalami keislaman, itupun biasanya terbatas pada mazhab Syafi'i. Sedangkan pada kaum Muslimin kebanyakan, terjadi percampuran akidah dengan tradisi pra Islam. Kalangan priyayi yang dekat dengan Belanda malah sudah terjangkiti gaya hidup Eropa. Kondisi seperti ini setidaknya masih terjadi hingga sekarang. Terlepas dari hal ini, ulama-ulama Nusantara adalah orang-orang yang gigih menentang penjajahan. Meskipun banyak diantara mereka yang berasal dari kalangan tarekat, namun justru kalangan tarekat inilah yang sering bangkit melawan penjajah. Dan meski pada akhirnya setiap perlawanan ini berhasil ditumpas dengan taktik licik, namun sejarah telah mencatat jutaan syuhada Nusantara yang gugur pada berbagai pertempuran melawan Belanda. Sejak perlawanan kerajaan-kerajaan Islam di abad 16 dan 17 seperti Malaka (Malaysia), Sulu (Filipina), Pasai, Banten, Sunda Kelapa, Makassar, Ternate, hingga perlawanan para ulama di abad 18 seperti Perang Cirebon (Bagus rangin), Perang Jawa (Diponegoro), Perang Padri (Imam Bonjol), dan Perang Aceh (Teuku Umar).
Read Full 0 komentar
 

© Black Newspaper Copyright by Asnal's Blog | Template by Blogger Templates | Blog Trick at Blog-HowToTricks