blog how to, blog trick, blog tips, tutorial blog, blog hack

Pages

Senin, 24 Mei 2010

Apakah Tuhan Itu Ada ?

Alkisah, ada seorang Ulama' yang berteman seorang Atheis. Keduanya berteman sudah cukup lama dan sangat akrab, meski dalam setiap keduanya bertemu hampir bisa dipastikan terjadi polemik antara mereka. Apa gerangan yang mereka perdebatkan ? Ternyata keduanya berdebat dan membenturkan argumentasi soal keberadaan Tuhan. Benarkah Tuhan itu memang benar ada ? Ataukah hanya sesuatu yang maya dan bersifat imajinatif belaka ?
Si ulama' sangat meyakini bahwa Tuhan itu ada. Sebaliknya, si Atheis justru sangat yakin bahwa Tuhan tak pernah ada, hanya diada-adakan oleh orang yang selalu melihat kapabilitas dirinya, rekaan orang yang tak mampu mengahadapi realitas hidup, yang karenanya lantas melarikan diri dari kenyataan, membawa diri dalam alam imajinatif, alam rekaan yang pada substansinya tak pernah ada.
Bila si Ulama' yakin sungguh bahwa alam semesta ini ada dan eksis karena memang ada yang menciptakannya, yakni Tuhan, maka sebaliknya si Atheis menolak habis-habisan dan "ngeyel" bahwa alam ini, termasuk dirinya, adalah ada dengan sendirinya, terwujud sebagaimana mestinya, dan bukan dicipta oleh siapa-siapa.
Dari hari ke hari perdebatan dan adu ergumen terus berlanjut, dan tak ada tanda-tanda menemukan titik temu. Sampai keduanya pada merasa jenuh untuk terus melakukan perdebatan.
Ditengah kejenuhan itu, si Atheis berkata : "Aku akan percaya bahwa Tuhan itu memang ada, hanya bila engkau dapat memberikan alasan dan bukti yang bisa diterima oleh akalku."
"Baiklah", si Ulama' menjawab, "kita ketemu lagi besok di tempat ini, dalam waktu yang sama seperti saat ini. Aku akan memberi bukti bahwa Tuhan itu memang benar-benar ada."
Pada akhirnya kedua orang itu pun berpisah, dan berjanji untuk ketemu lagi. Esok harinya, di tempat dan waktu yang sama, sang Atheis telah datang lebih awal. Namun, setelah ia menunggu dan menunggu sekian jam lamanya, sang Ulama' tak kunjung muncul. Ia mulai mangkel, dongkol, dan gregetan. Ia curiga bahwa sang Ulama' tak bisa mendapatkan bukti untuk mendukung argumentasinya, yang karenanya tidak berani menampakkan batang hidungnya, sampai kemudian ketika ia akan beranjak pergi, tiba-tiba saat itu juga sang Ulama' muncul.
"Tunggu dulu, Sobat. Jangan keburu pergi." Seru sang Ulama."
Demi mendengar seruan itu, si Atheis menghentikan langkahnya, dan dengan kesal berkata, "Kenapa engkau begitu lama ? Bukankah kita telah berjanji untuk berjumpa dalam tempat dan waktu yang sama ?"
"Maafkan saya, Sobat," jawab sang Ulama' . "Saya terlambat datang karena tadi di tengah perjalanan kesini saya melihat keanehan yang sungguh sangat luar biasa dan menakjubkan."
Mendengar jawaban serius itu, kekesalan si Atheis langsung sirna, digantikan dengan rasa peanasaran yang amat. "Keanehan apa ? Apa yang terjadi ?"
"Begini, Sobat," kata si Ulama', ketika dalam perjalanan menuju kesini tadi, saya melihat ada sebuah pohon yang tiba-tiba roboh sendiri."
"Lalu ?" potong si Atheis penasaran.
"Lalu pohon itu tiba-tiba terbelah sendiri, dan secara otomatis menjadi potongan- potongan kayu papan."
"Kemudian ?" desak si Atheis tak sabar.
"Kemudian papan-papan itu tersusun sendiri, menjadi almari, dipan, meja dan kursi."
Mendengar cerita si Ulama' itu, si Atheis tersenyum kecut, sambil bergumam, "Ah, engkau ngaco, Sobat. Mana mungkin ada sebuah pohon roboh tanpa sebab ? Mana mungkin ada sebuah pohon terpotong-potong sendiri menjadi papan tanpa ada yang menggergajinya ? Mana mungkin pula ada papan kayu menjadi alamari, dipan, meja dan kursi dengan sendirinya ? Sudah pasti semua itu ada yang menyusun, merakit dan membuat semua itu."
Mendengar sanggahan beruntun dari si Atheis, sang Ulama' tersenyum, lalu berkata, "Kenapa tidak mungkin, Sobat, jika bagimu adalah mungkin bahwa alam semesta dan segala isinya ini ada dengan sendirinya. Bila itu semua tidak mungkin, lalu mungkinkah alam semesta dan segala isinya ini ada dengan sendirinya ? persis seperti yang engkau katakan. Alam semesta ini ada tentu ada yang mambuatnya, dan dialah Yang Awal dari segala yang awal, Dialah Tuhan"
Demi mendengar ucapan itu, si Atheis terperanjat, rasioanya membenarkan argument dan bukti si Ulama'. Jika sebuah pohon saja tidak mungkin menjadi meja dan kursi dengan sendirinya, tanpa ada campur tangan manusia, lalu bagaimana dengan alam semesta yang jauh lebih besar lagi.

Wallahu a'lam...

2 komentar:

starleat mengatakan...

wah.......nie......
bagus...banget.....!!!!

Asnal Mafatih mengatakan...

wes moco tmenan t?

Posting Komentar

 

© Black Newspaper Copyright by Asnal's Blog | Template by Blogger Templates | Blog Trick at Blog-HowToTricks